Judul : Andy
F. Noya - Kisah Hidupku
Penulis :
Robert Adhi Ksp
Penerbit : Kompas
Tanggal terbit : Agustus - 2015
Jumlah Halaman : 436 lembar
Sebuah buku terbitan Kompas yang menceritakan perjalanan hidup dari
seorang Andy F. Noya yang sering dipanggil Andy. Kisah ini dimulai dari beliau kecil
hingga sekarang. Buku ini berisi cerita-cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya.
Sebelum melihat lebih jauh dari isi buku yang akan penulis telaah. Penulis akan memberikan sedikit cerita tentang
siapa Andy. Sosok yang sering muncul di salah satu stasiun televisi swasta
berita yang berada dibawah pimpinan Surya Paloh ini menceritakan lika-liku
kehidupan yang sudah beliau lalui. Sejak beliau dilahirkan hingga menjadi pembawa
acara talk show “Kick Andy” yang
merupakan acara yang menampilkan orang-orang yang bisa memberikan inspirasi di
dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengundang rasa ingin tahu untuk mengenal
lebih jauh sosok Andy F. Noya.
Kisah hidup beliau bisa dibilang dipenuhi dengan pelajaran
dan pengalaman yang pahit. Didalam buku ini, beliau
memaparkan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Kisahnya dimulai pada tahun 1960, beliau terlahir dengan darah Belanda
dan hidup
di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa. Perbedaan inilah yang membuat beliau sangat
tersiksa
dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Hal itu juga yang membuat beliau harus
hidup
didalam ketakutan dan trauma yang sangat luar biasa.
Buku ini juga menceritakan bahwa keluarga Andy memiliki kondisi ekonomi yang
buruk dan cenderung kekurangan. Sang
Ayah yang meninggalkan beliau dari kecil, dan sang ibu yang bekerja sebagai penjahit
rumahan tanpa penghasilan yang tetap. Tumbuh di tempat yang berbeda-beda membuat Andy kecil mempunyai banyak pengalaman hidup. Mulai dari
tinggal
di halaman belakang rumah orang, harus
tidur satu
kamar bertiga hingga tidak pernah memiliki baju baru. Hal itu disebabkan oleh kondisi keuangan keluarga beliau yang serba kekurangan.
Tidak hanya itu, waktu kecil beliau juga tidak mendapat perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya. Hal itu membuat Andy kecil
menjadi brutal.
“Perasaan
lonely kerap kurasakan ketika kecil. Tidak ada orangtua sebagai tempat
berlindung dan mengadu. Dalam kesendirian seperti itu aku sering merindukan
sosok ayah. Tetapi pada saat itu ayah entah di mana. Aku hanya bisa menangis –
Halaman 5”
Beliau berperilaku nakal yang lama kelamaan menjurus kearah
kriminalitas. Apalagi saat beliau bergaul dengan tiga bersaudara yang
kerjaannya membuat onar. Kenakalan-kenakalan kecil seperti mencuri pisang, mencuri makanan di Kebun Binatang Surabaya dilakukan kala
itu. Bahkan, kakak Andy meramal kalau nantinya beliau akan menjadi seorang
penjahat. Selain itu, Andy tidak sengaja memecahkan kaca spion mobil orang yang
diketahui orang tersebut cukup berada namun ibunya harus menanggung beban yang
sangat berat. Sejak kejadian tersebut, Andy mulai membenci orang-orang kaya.
“Dalam
usiaku yang masih belia waktu itu, hidup telah mengajariku tentang betapa
timpangnya tataran sosial ekonomi di masyarakat kita. Ada jurang dalam antara
yang miskin dan kaya –Halaman 53”
Kembali ke Jayapura, Andy mulai beranjak remaja. Banyak kisah yang
beliau alami hingga beliau bertemu untuk sekian lama dengan ayahnya. Sosok yang
hampir beliau lupakan dari wajah hingga perawakannya, sampai Andy merasa bukan hanya sebagai seorang anak,
namun juga menjadikan ayah sebagai sosok sahabat. Mengingat kembali pada masa
itu keberaniannya mengungkapkan cinta pada gurunya, tenggelam di lautan sampai pertengkaran
dengan ayahnya. Saat pertengkaran itu terjadi, ayahnya menghembuskan nafas yang
terakhir. Tepat dipangkuannya.
Karir Andy dimulai saat beliau menjadi seorang jurnalis. Berawal dari
ajakan seorang kawan yang meminta menemaninya
ke kantor Grafitipers untuk mengumpulkan hasil wawancara. Andy membaca dengan
seksama tulisan yang dibuat oleh kawannya. Dalam hati Andy bergumam bahwa
beliau dapat menuliskan lebih bagus dibanding tulisan kawannya. Sayangnya,
pendaftaran sudah ditutup membuat beliau kecewa.
Melihat raut kekecewaan pada wajah Andy, sekretaris mencoba membujuk ke
atasannya dan ternyata diperbolehkan dengan syarat hari itu juga dikumpulkan.
Mendengar itu, Andy mulai kebingungan dan terdiam. Sekretaris memberikan
narasumber untuk di wawancara dan Andy dinyatakan lulus. Mulai saat itu Andy
mulai mendekati sekretaris, Retno Palupi sering dipanggil Upiek itu yang
“menyelamatkan” hidupnya dan akhirnya menikahinya.
Beliau mengingat hadiah ulang tahun terindah jatuh pada tanggal 6
November 1985, saat itu beliau dinyatakan lulus menjadi reporter buku “Apa
& Siapa Sejumlah Orang Indonesia”. Ada beberapa dari 11 orang tersebut yang
merupakan STP seperti dirinya dan yang lainnya dari perguruan tinggi tersohor. Dengan
kegigihan dan usaha yang besar, Andy dapat menjadi wartawan sampai menjadi
seorang direktur di salah satu media ternama. Dalam buku itu juga diceritakan
bagaimana beliau dapat mengenal Surya Paloh dan berjuang bersama untuk
menjadikan Media Indonesia lebih baik dan memaparkan terbentuknya Metro TV.
Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan akan keterbukaan
serta kebebasan dalam berpendapat. Namun tragis, bagi dunia pers yang
seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada masa orde baru, malah sebaliknya.
Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita miring seputar pemerintah.
Bila pun ada maka media massa tersebut
akan mendapatkan peringatan keras dari pemerintah yang tentunya akan mengancam
penerbitannya. Banyak kejadian yang berkaitan dengan saluran televisi Indonesia
yaitu mendapat tantangan-tantangan sebagai wartawan saat meliput ataupun
menampilkan berita saat itu. Bahkan salah satu media massa tempat beliau
bekerja pun dibawah pengawasan pemerintah dengan alasan menyalahi aturan sampai
tidak dapat diterbitkan. Kisah-kisah perjuangan seorang wartawan banyak
diceritakan mulai dari hal yang asam sampai getir pahitnya hidup di masa
pemerintahan Presiden Soeharto.
Mengulang kembali, masih banyak kejadian yang beliau alami waktu remaja
yang penuh kenakalan hingga kehidupan beliau saat pindah ke Malang. Cerita mengenai
bu Ana, sosok guru yang sangat disayanginya. Lalu saat beliau malu dengan
profesi ayahnya semasa sekolah STM, saat pernikahan dengan wanita yang lebih
tua darinya. Sampai cerita mengenai beliau turun ke dunia jurnalistik, mengenal
Surya Paloh, mengundurkan diri dari Metro TV dan lainnya.
Akhir kata, buku ini wajib kalian baca bagi orang yang mempunyai rasa
ingin tahu mengenai bagaimana perjuangan seorang wartawan di masa rezim Soeharto,
menghadapi persaingan antara saluran televisi dan sosok wartawan senior yang
memimpin surat kabar ternama saat ini. Sebuah buku yang menginspirasi kita
untuk berusaha dengan gigih menggapai apa yang diimpikan namun taat akan
peraturan yang ada.
Tania
Pratiwi
12120210090
0821-1234-3186
tania.pratiwi@student.umn.ac.id