Tuesday 5 April 2016

Lomba Resensi Buku Andy Noya

Posted by Unknown at 20:43 0 comments
Judul                      : Andy F. Noya - Kisah Hidupku
Penulis                   : Robert Adhi Ksp
Penerbit                  : Kompas
Tanggal terbit          : Agustus - 2015
Jumlah Halaman     : 436 lembar


Sebuah buku terbitan Kompas yang menceritakan perjalanan hidup dari seorang Andy F. Noya yang sering dipanggil Andy. Kisah ini dimulai dari beliau kecil hingga sekarang. Buku ini berisi cerita-cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya.

Sebelum melihat lebih jauh dari isi buku yang akan penulis telaah. Penulis akan memberikan sedikit cerita tentang siapa Andy. Sosok yang sering muncul di salah satu stasiun televisi swasta berita yang berada dibawah pimpinan Surya Paloh ini menceritakan lika-liku kehidupan yang sudah beliau lalui. Sejak beliau dilahirkan hingga menjadi pembawa acara talk show “Kick Andy” yang merupakan acara yang menampilkan orang-orang yang bisa memberikan inspirasi di dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengundang rasa ingin tahu untuk mengenal lebih jauh sosok Andy F. Noya.

Kisah hidup beliau bisa dibilang dipenuhi dengan pelajaran dan pengalaman yang pahit. Didalam buku ini, beliau memaparkan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Kisahnya dimulai pada tahun 1960, beliau terlahir dengan darah Belanda dan hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa. Perbedaan inilah yang membuat beliau sangat tersiksa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hal itu juga yang membuat beliau harus hidup didalam ketakutan dan trauma yang sangat luar biasa.
Buku ini juga menceritakan bahwa keluarga Andy memiliki kondisi ekonomi yang buruk dan cenderung kekurangan. Sang Ayah yang meninggalkan beliau dari kecil, dan sang ibu yang bekerja sebagai penjahit rumahan tanpa penghasilan yang tetap. Tumbuh di tempat yang berbeda-beda membuat Andy kecil mempunyai banyak pengalaman hidup. Mulai dari tinggal di halaman belakang rumah orang, harus tidur satu kamar bertiga hingga tidak pernah memiliki baju baru. Hal itu disebabkan oleh kondisi keuangan keluarga beliau yang serba kekurangan. Tidak hanya itu, waktu kecil beliau juga tidak mendapat perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya. Hal itu membuat Andy kecil menjadi brutal.

“Perasaan lonely kerap kurasakan ketika kecil. Tidak ada orangtua sebagai tempat berlindung dan mengadu. Dalam kesendirian seperti itu aku sering merindukan sosok ayah. Tetapi pada saat itu ayah entah di mana. Aku hanya bisa menangis – Halaman 5”

Beliau berperilaku nakal yang lama kelamaan menjurus kearah kriminalitas. Apalagi saat beliau bergaul dengan tiga bersaudara yang kerjaannya membuat onar. Kenakalan-kenakalan kecil seperti mencuri pisang, mencuri makanan di Kebun Binatang Surabaya dilakukan kala itu. Bahkan, kakak Andy meramal kalau nantinya beliau akan menjadi seorang penjahat. Selain itu, Andy tidak sengaja memecahkan kaca spion mobil orang yang diketahui orang tersebut cukup berada namun ibunya harus menanggung beban yang sangat berat. Sejak kejadian tersebut, Andy mulai membenci orang-orang kaya.

“Dalam usiaku yang masih belia waktu itu, hidup telah mengajariku tentang betapa timpangnya tataran sosial ekonomi di masyarakat kita. Ada jurang dalam antara yang miskin dan kaya –Halaman 53”

Kembali ke Jayapura, Andy mulai beranjak remaja. Banyak kisah yang beliau alami hingga beliau bertemu untuk sekian lama dengan ayahnya. Sosok yang hampir beliau lupakan dari wajah hingga perawakannya, sampai Andy merasa bukan hanya sebagai seorang anak, namun juga menjadikan ayah sebagai sosok sahabat. Mengingat kembali pada masa itu keberaniannya mengungkapkan cinta pada gurunya, tenggelam di lautan sampai pertengkaran dengan ayahnya. Saat pertengkaran itu terjadi, ayahnya menghembuskan nafas yang terakhir. Tepat dipangkuannya.

Karir Andy dimulai saat beliau menjadi seorang jurnalis. Berawal dari ajakan seorang kawan yang meminta menemaninya ke kantor Grafitipers untuk mengumpulkan hasil wawancara. Andy membaca dengan seksama tulisan yang dibuat oleh kawannya. Dalam hati Andy bergumam bahwa beliau dapat menuliskan lebih bagus dibanding tulisan kawannya. Sayangnya, pendaftaran sudah ditutup membuat beliau kecewa.

Melihat raut kekecewaan pada wajah Andy, sekretaris mencoba membujuk ke atasannya dan ternyata diperbolehkan dengan syarat hari itu juga dikumpulkan. Mendengar itu, Andy mulai kebingungan dan terdiam. Sekretaris memberikan narasumber untuk di wawancara dan Andy dinyatakan lulus. Mulai saat itu Andy mulai mendekati sekretaris, Retno Palupi sering dipanggil Upiek itu yang “menyelamatkan” hidupnya dan akhirnya menikahinya.

Beliau mengingat hadiah ulang tahun terindah jatuh pada tanggal 6 November 1985, saat itu beliau dinyatakan lulus menjadi reporter buku “Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia”. Ada beberapa dari 11 orang tersebut yang merupakan STP seperti dirinya dan yang lainnya dari perguruan tinggi tersohor. Dengan kegigihan dan usaha yang besar, Andy dapat menjadi wartawan sampai menjadi seorang direktur di salah satu media ternama. Dalam buku itu juga diceritakan bagaimana beliau dapat mengenal Surya Paloh dan berjuang bersama untuk menjadikan Media Indonesia lebih baik dan memaparkan terbentuknya Metro TV.

Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan akan keterbukaan serta kebebasan dalam berpendapat. Namun tragis, bagi dunia pers yang seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada masa orde baru, malah sebaliknya. Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita miring seputar pemerintah. Bila pun ada maka media massa tersebut akan mendapatkan peringatan keras dari pemerintah yang tentunya akan mengancam penerbitannya. Banyak kejadian yang berkaitan dengan saluran televisi Indonesia yaitu mendapat tantangan-tantangan sebagai wartawan saat meliput ataupun menampilkan berita saat itu. Bahkan salah satu media massa tempat beliau bekerja pun dibawah pengawasan pemerintah dengan alasan menyalahi aturan sampai tidak dapat diterbitkan. Kisah-kisah perjuangan seorang wartawan banyak diceritakan mulai dari hal yang asam sampai getir pahitnya hidup di masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Mengulang kembali, masih banyak kejadian yang beliau alami waktu remaja yang penuh kenakalan hingga kehidupan beliau saat pindah ke Malang. Cerita mengenai bu Ana, sosok guru yang sangat disayanginya. Lalu saat beliau malu dengan profesi ayahnya semasa sekolah STM, saat pernikahan dengan wanita yang lebih tua darinya. Sampai cerita mengenai beliau turun ke dunia jurnalistik, mengenal Surya Paloh, mengundurkan diri dari Metro TV dan lainnya.

Akhir kata, buku ini wajib kalian baca bagi orang yang mempunyai rasa ingin tahu mengenai bagaimana perjuangan seorang wartawan di masa rezim Soeharto, menghadapi persaingan antara saluran televisi dan sosok wartawan senior yang memimpin surat kabar ternama saat ini. Sebuah buku yang menginspirasi kita untuk berusaha dengan gigih menggapai apa yang diimpikan namun taat akan peraturan yang ada.

Tania Pratiwi
12120210090
0821-1234-3186
tania.pratiwi@student.umn.ac.id







 

New Beginning Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos